INTAN JAYA - Di balik hijaunya pegunungan dan sejuknya udara pagi di Kampung Bulapa, Distrik Ugimba, Kabupaten Intan Jaya, suasana penuh kehangatan dan harapan menyelimuti hati warga. Pada Minggu (19/10/2025), prajurit Satgas Yonif 712/Wiratama (WT) tak hanya menjaga keamanan, tetapi juga memupuk kedamaian lewat ibadah Minggu bersama jemaat Gereja GKII (Gereja Kemah Injil Indonesia) Klasis Hitadipa.
Kegiatan yang menjadi bagian dari Program Pembinaan Teritorial (Binter) terbatas itu, menghadirkan kebersamaan spiritual yang mendalam antara TNI dan masyarakat. Suasana khidmat di dalam gereja berpadu dengan tawa dan senyum yang hangat di wajah jemaat dan prajurit.
“Ibadah Minggu ini bukan sekadar kegiatan rutin, tetapi wujud nyata kepedulian dan kehadiran TNI di tengah kehidupan rohani masyarakat Bulapa, ” ujar Lettu Inf Dedi, Komandan TK Bulapa.
“Kami ingin mempererat silaturahmi, memperkuat rasa aman, serta menabur damai di tengah masyarakat Intan Jaya, ” imbuhnya dengan penuh ketulusan.
Setelah ibadah, suasana kebersamaan berlanjut di halaman gereja. Para prajurit dan warga duduk bersama, berbincang ringan, bernyanyi, hingga menari mengikuti irama khas Papua. TNI juga membagikan makanan ringan sebagai bentuk kasih serta melaksanakan pelayanan kesehatan gratis bagi warga kampung wujud nyata perhatian mereka terhadap kesejahteraan masyarakat.
“Kami sangat bersyukur bisa beribadah dan berkumpul bersama Bapak TNI, ” tutur Bapak Andius, salah satu tokoh jemaat. “Biasanya kami beribadah sederhana, tapi hari ini terasa lebih hangat. Kami harap kebersamaan ini bisa terus terjalin dan memberi kedamaian bagi kampung kami.”
Kehangatan yang tercipta di Kampung Bulapa mencerminkan wajah humanis dan inklusif TNI. Di tengah medan tugas yang penuh tantangan, para prajurit tetap menghadirkan sentuhan kemanusiaan menunjukkan bahwa kehadiran mereka bukan untuk menakut-nakuti, melainkan merangkul dan melayani.
Panglima Komando Operasi (Pangkoops) Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, menegaskan bahwa filosofi kehadiran TNI di Papua berakar pada kasih dan kemanusiaan.
“TNI hadir bukan hanya untuk memerangi kekerasan, tetapi untuk membangun kedekatan. Kami ingin rakyat Papua merasa dipeluk, bukan ditinggal sendiri. Bersama masyarakat, kami menjaga harapan agar kedamaian dan kemajuan tetap tumbuh di setiap jengkal Tanah Papua, ” ujarnya.
Harmoni yang terjalin di Bulapa menjadi potret kecil dari semangat besar di Tanah Cenderawasih bahwa damai tidak lahir dari kekuatan senjata, melainkan dari kepercayaan, persaudaraan, dan kasih yang tulus antara TNI dan rakyatnya.
(Sus/AG)